Menurut pendapat para ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan kelakuan dan tindakan seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian tumbuh dan terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya sejak lahir. Bahkan mulai dari dalam kandungan ibunya sudah ada pengaruh terhadap kelakuan si anak dan terhadap kesehatan mentalnya pada umumnya. Dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang baik, nilai-nilai moral yang tinggi, serta kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama sejak lahir, maka semua pengalaman itu akan menjadi bahan dalam pembinaan kepribadian.

Dengan demikian, pendidikan Agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia yang percaya dan takwa kepada Allah SWT, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-sehari, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

“Dan demi nafs dan yang menciptakannya, maka diilhamkan-Nya kepada jiwa tersebut kefasikan dan ketakwaanya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorinya” (Asy-Syam:7-10)

A. Ajaran Islam Yang Berkaitan Dengan Bimbingan Konseling

Bebicara tentang agama terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya Agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para Nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya syaiton. Seperti tertuang dalam ayat berikut ini :

“Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran”. (Al-Ashr :1-3)

Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya.

“Berkata orang-orang tiada beriman:”Mengapa tiada diturunkan kepadanya (Muhammad) sebuah mukjizat dari Tuhannya?”
Jawablah :”Allah membiarkan sesat siapa yang Ia kehendaki, dan membimbing orang yang bertobat kepada-Nya.” (Ar-Ra’d :27)

Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa ada jiwa yang menjadi fasik dan adapula jiwa yang menjadi takwa, tergantung kepada manusia yang memilikinya. Ayat ini menunjukan agar manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing kearah mana seseorang itu akan menjadi, baik atau buruk. Proses pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat dikatakan sebagai “bimbingan” dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW, menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi.

Dalam hal ini Islam memberi perhatian pada proses bimbingan,. Allah menunjukan adanya bimbingan, nasihat atau petunjuk bagi manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji, seperti yang tertuang pada ayat-ayat berikut :

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh, maka bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya” (At-Tiin :4-5)

“Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan-keturunan anak-anak Adam dari tulang sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab : Betul (Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi). Kami lakukan yang demikian itu agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan :”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. (Al-A’Raf :172)

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalann-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (An Nahl:125)

Ada beberapa ayat yang lebih khusus menerangkan tugas seseorang dalam pembinaan agama bagi keluarganya.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At Tahrim:6)

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (As-Syu’ara:214)

Sedangkan pada beberapa Hadits yang berkaitan dengan arah perkembangan anak diantaranya :

“Tiap-tiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci. Maka kedua orang tuanya yang menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR Baihaqi)

“Seseorang supaya mendidik budi pekerti yang baik atas anaknya. Hal itu lebih baik daripada bersedekah satu sha” (HR At Turmudzi)

“Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah budi pekertinya” (HR Ibnu Majah)

Selanjutnya yang berkaitan dengan perkembangan konseling, khusus konseling sekolah adalah adanya kebutuhan nyata dan kebutuhan potensial para siswa pada beberapa jenjang pendidikan, yaitu meliputi beberapa tipe konseling berikut ini :

Konseling krisis, dalam menghadapi saat-saat krisis yang dapat terjadi misalnya akibat kegagalan sekolah, kegagalan pergaulan atau pacaran, dan penyalahgunaan zat adiktif.
Konseling fasilitatif, dalam menghadapi kesulitan dan kemungkinan kesulitan pemahaman diri dan lingkungan untuk arah diri dan pengambilan keputusan dalam karir, akademik, dan pergaulan social.
Konseling preventif, dalam mencegah sedapat mungkin kesulitan yang dapat dihadapi dalam pergaulan atau sexual, pilihan karir, dan sebagainya.
Konseling developmental, dalam menopang kelancaran perkembangan individual siswa seperti pengembangan kemandirian, percaya diri, citra diri, perkembangan karir dan perkembangan akademik.
Dengan demikian, kebutuhan akan hubungan bantuan (helping relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu.

Dalam konsep Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangat disitimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan dijadikan kedudukan yang mulia disisi Allah SWT.

“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Mujadalah 58:11)

B. Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling

Pendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan, dan seterusnya yang berkaitan dengan klien dan konselor.

Bagi pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid pastilah seorang pekerja keras, namun nilai bekerja baginya adalah untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya, ini baginya adalah ibadah. Sehingga pada pelaksanaan bimbingan konseling, pribadi muslim tersebut memiliki ketangguhan pribadi tentunya dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Selalu memiliki Prinsip Landasan dan Prinsip Dasar yaitu hanya beriman kepada Allah SWT.
2. Memiliki Prinsip Kepercayaan, yaitu beriman kepada Malaikat.
3. Memiliki Prinsip Kepemimpinan, yaitu beriman kepada Nabi dan Rasulnya.
4. Selalu memiliki Prinsip Pembelajaran, yaitu berprinsip kepada Al-Qur’an Al Karim.
5. Memiliki Prinsip Masa Depan, yaitu beriman kepada “Hari Kemudian”
6. Memiliki Prinsip Keteraturan, yaitu beriman kepada “Ketentuan Allah”

Jika konselor memiliki prinsip tersebut (Rukun Iman) maka pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu akan mengarahkan counselee kearah kebenaran, selanjutnya dalam pelaksanaannya pembimbing dan konselor perlu memiliki tiga langkah untuk menuju pada kesuksesan bimbingan dan konseling. Pertama, memiliki mission statement yang jelas yaitu “Dua Kalimat Syahadat”, kedua memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus simbol kehidupan yaitu “Shalat lima waktu”, dan ketiga, memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan “puasa”. Prinsip dan langkah tersebut penting bagi pembimbing dan konselor muslim, karena akan menghasilkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Akhlakul Karimah). Dengan mengamalkan hal tersebut akan memberi keyakinan dan kepercayaan bagi counselee yang melakukan bimbingan dan konseling.

“Dan hendaklah ada diantara kamu suatu umat yang menyeru berbuat kebaikan, dan menyuruh orang melakukan yang benar, serta melarang yang mungkar. Merekalah orang yang mencapai kejayaan.” (Ali Imran : 104)

Pada ayat tersebut memberi kejelasan bahwa pelaksanaan bimbiungan dan konseling akan mengarahkan seseorang pada kesuksesan dan kebijakan, dan bagi konselor sendiri akan mendapat nilai tersendiri dari Allah SWT. Para pembimbing dan konselor perlu mengetahui pandangan filsafat Ketuhanan (Theologie), manusia disebut “homo divians” yaitu mahluk yang berke-Tuhan-an, berarti manusia dalam sepanjang sejarahnya senantiasa memiliki kepercayaan terhadap Tuhan atau hal-hal gaib yang menggetarkan hatinya atau hal-hal gaib yang mempunyai daya tarik kepadanya (mysterium trimendum atau mysterium fascinans). Hal demikian oleh agama-agama besar di dunia dipertegas bahwa manusia adalah mahluk yang disebut mahluk beragama (homo religious), oleh karena itu memiliki naluri agama (instink religious), sesuai dengan firman Allah SWT :

“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama Allah (tetaplah atas) fitrah (naluri) Allah yang telah menciptakan manusia menurut naluri itu, tidak ada perubahan pada naluri dari Allah itu. Itulah agama yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Ar-Rum : 30)

Pada diri counselee juga ada benih-benih agama, sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (counselee) kearah agamanya, dalam hal ini Agama Islam.

Dengan berkembangnya ilmu jiwa (psikologi), diketahui bahwa manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan muncullah berbagai bentuk pelayanan kejiwaaan, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang (konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah psikologi yang memiliki cabang-cabang terapan, diantaranya bimbingan, konseling dan terapi.

Selanjutnya ditemukan bahwa agama, terutama Agama Islam mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konseling dan terapi dimana filosopinya didasarkan atas ayat-ayat Alquran dan Sunnah Rosul. Proses pelaksanaan bimbingan, konseling dan psikoterapi dalam Islam, tentunya membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan hidup yang di ridai Allah SWT.
A.Sejarah Kabupaten Tuban
Tersebutlah kisah, tatkala Raden Arya Dandang Wacana sedang membuka tanah yang masih berupa hutan bambu yang bernama Papringan, tanpa diduga-duga sebelumnya, muncullah sebuah keajaiban dengan keluarnya air yang dalam istilah Jawa disebut (meTU) dan BANyune), dan jika dirangkaikan menjadi TUBAN.
Peristiwa itu oleh Raden Arya Dandang Wacana dijadikan sebagai tonggak sejarah dalam memberi nama tanah tersebut dengan nama TUBAN, dan selanjutnya kita kenal dengan nama Kabupaten Tuban.
Sementara itu sejarah pemerintah Kabupaten Tuban diawali pada zaman Majapahit, tepatnya ketika peristiwa agung pelantikan Ronggolawe untuk menjadi Adipati Tuban pertama oleh raja Majapahit Raden Wijaya.
Peristiwa pelantikan itu dilaksanakan pada tanggal 12 Nopember 1293, yang pada akhirnya oleh pemerintah Tuban tanggal 12 Nopember dijadikan sebagai Hari Jadi Tuban.

1.Wilayah Kab. Tuban semula adalah hutan bambu papringan yang dibuka (babat) oleh Raden Arya Dandang Wacana (Kyai Ageng Papringan)
2.Tuban dulunya dikenal dengan nama Kambang Putih dan merupakan salah satu kota pelabuhan utama di pantai utara Jawa
3.Tanggal pelantikan Ronggolawe menjadi Bupati Tuban (12 Nopember) kemudian oleh pemerintah Kabupaten Tuban yang waktu itu dipimpin bupati Drs. Djoewahiri Martoprawiro ditetapkan sebagai HARI JADI TUBAN.
4.Ronggolawe dilantik pada tanggal 12 Nopember 1293 oleh Raden Wijaya Raja Majapahit.
5.Letak Ibu kota Kabupaten Tuban sebelumnya terletak di Desa Prunggahan Kulon Kec. Semanding (kurang lebih 5 km sebelah selatan pusat kota yang sekarang).

Kepemimpinan Tuban
 Periode kepemimpinan di Tuban terbagi menjadi 2 Periode : Sebelum Kemerdekaan dan Setelah Kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan dipimpin oleh 39 bupati dan setelah kemerdekaan telah dipimpin oleh 14 bupati. Dari 53 bupati yang pernah memimpin hanya 1 yang perempuan dan telah menjabat selama 2 Periode.
Yaitu Dra. HAENY RELAWATI RINI WIDYASTUTI, M.Si. Peride 2001-2006 dan Periode 2006-2011.
 Bupati pertama Tuban adalah Arya Dandang Wacana
 Bupati pertama periode Setelah Kemerdekaan adalah KH. Moeta’in (1946-1956)
 Haeny Bupati ke-52 (ke-13 setelah kemerdekaan)
Pembagian Wilayah
1. Luas daratan Tuban : 1.839,94 Km²
2. Kabupaten Tuban terdiri dari :
- Kecamatan : 20
- Kelurahan : 17
- Desa : 311
- Kades : 309
- Sekdes : 214
- Lurah : 17
- Seklur : 17
- Dusun : 875
- Kadus : 689
- RW : 1.749
- RT : 6.757

Penghargaan di Tuban
Tuban Kinarya Nugraha : Penghargaan untuk desa terbaik di Kabupaten Tuban

Lembaga Peradilan di Tingkat Kabupaten
1.Kejaksaan : Kejaksaan Negeri
2.Pengadilan : Pengadilan Negeri (PN)

B.Geografi
Kabupaten Tuban terletak pada : 111o 30’ – 112o 35’ BT, 6o 40’ – 7o 18’ LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a.Sebelah Utara : Laut Jawa
b.Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan
c.Sebelah Selatan : Kabupaten Bojonegoro
d.Sebelah Barat : Kabupaten Rembang dan
Kabupaten Blora (Jateng)
C.Topografi
a.Luas Wilayah Daratan : 1.839,94 Km² (3,8% dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur)
b.Panjang Pantai : 65,00 Km membentang dari arah Timur Kecamatan Palang sampai arah Barat Kecamatan Bancar.
c.Luas Lautan : 22.608,00 Km²


D.Geologi
Keadaan tanah di Kabupaten Tuban terdiri dari :
d.Mediteran merah kuning, berasal dari endapan batu kapur di daerah bukit sampai gunung ((3,8) 38% dari luas wilayah), terdapat di Kecamatan Semanding, Montong, Kerek, Palang, Jenu, Tambakboyo, Widang, Plumpang dan Merakurak.
e.Alluvial, berasal dari endapan di daerah daratan dan cekungan ((34,0) 34% dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Tambakboyo, Bancar, Tuban, Palang, Rengel, Soko, Parengan, Singgahan, Senori, dan Bangilan)
f.Grumusol, berasal dari endapan batuan di daerah yang bergelombang ((5,0) 5% dari luas wilayah) terdapat di Kecamatan Bancar, Jatirogo, dan Senori.

Iklim
a.Ada dua musim, yaitu : musim penghujan dan musim kemarau
b.Curah hujan rata-rata 3.376 mili meter per tahun
c.Jumlah hari hujan rata-rata 175 per tahun.

E.Nama-nama Bupati Tuban
Periode kepemimpinan di Kabupaten Tuban dapat dikelompokkan menjadi 2 periode, yaitu Periode Sebelum Kemerdekaan dan Setelah Kemerdekaan.
Sebelum kemerdekaan tercatat bahwa Kabupaten Tuban telah dipimpin oleh 39 Bupati dan setelah kemerdekaan telah dipimpin oleh 13 Bupati. Dari 54 Bupati yang pernah memimpin Kabupaten Tuban tercatat dipimpin oleh Bupati wanita 2 kali yaitu Dra. Haeny Relawati Rini Widyastuti, M.Si.
Berikut nama-nama Bupati Tuban dan periode kepemimpinannya :
1.Nama-nama Bupati Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia
No NAMA BUPATI PERIODE SEBELUM KEMEPIMPINAN
1 RA. DANDANG WATJONO 1264 – 1282
2 RH. RONGGOLAWE 1282 – 1291
3 RH. SIROLAWE 1291 – 1306
4 RA. SIROWENANG 1306 – 1326
5 RH. LENO 1326 – 1349
6 RH. DIKORO 1349 – 1401
7 RA. TEJO 1401 – 1419
8 RH. WILWOTIKTO 1419 – 1460
9 KH. NGRASEH 1460 – 1507
10 KA. GELILANG 1507 – 1553
11 KA. BATUBANG 1553 – 1573
12 RH. BALEWOT 1573 – 1628
13 P. SEKARTANJUNG 1628 – 1661
14 P. NGANGSAR 1661 – 1668
15 PH. PERMALAT 1668 – 1686
16 P. SALAMPE 1686 – 1700
17 PH. DALAM 1700 – 1707
18 P. POJOK 1707 – 1723
19 P. ANOM 1723 – 1730
20 P. SOEJONO POETRO 1730 – 1737
21 RA. BALABAR 1737 – 1748
22 P. SOEDJONO POETRO 1748 – 1755
23 RA. JOEDONGORO 1755 – 1766
24 RA. SURYO DININGRAT 1766 – 1773
25 RA. DIPOSENO 1773 – 1779
26 KT. TJOKRONEGORO 1779 – 1792
27 KT. POERWONEGORO 1792 – 1799
28 K. LIEDER SOERODINEGORO 1799 – 1802
29 R. SOEROADIWIDJOJO 1802 – 1814
30 P. TJITROSUMO VI 1814 – 1821
31 P. TJITROSUMO VII 1821 – 1841
32 P. TJITROSUMO VIII 1841 – 1861
33 P. TJITROSUMO IX 1861 – 1883
34 RM. SOEMOBROTO 1883 – 1893
35 RA. KOESOEMADIGDO 1893 – 1909
36 RA. PRINGGOWINOTO 1909 – 1919
37 RA. PRINGGODIGDO 1919 – 1927
38 R.M.A.A KOESUMOBROTO 1927 – 1944
39 RT. SOEDIRMAN H. 1944 – 1946

2.Nama-nama Bupati Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia
No NAMA BUPATI PERIODE SETELAH KEMEPIMPINAN
1 KH. MOETAI’IN 1946 – 1956
2 R. SOENDAROE 1956 – 1958
3 R. ISTOMO 1958 – 1959
4 R. SANDJOJO 1959 – 1960
5 M. WIDAGDO 1960 – 1968
6 R. SOEPARMO 1968 – 1970
7 RH. IRCHAMNI 1970 – 1975
8 MOCH. MASDUKI 1975 – 1980
9 SOERATI MOERSAM 1980 – 1985
10 Drs. DJOWAHIRI MARTO PRAWIRO 1985 – 1991
11 Drs. SJOEKOER SOETOMO 1991 – 1995
12 H. HINDARTO 1996 – 2001
13 Dra. HAENY RELAWATI RINI WIDYASTUTI, M.Si 2001 – 2006
14 Dra. HAENY RELAWATI RINI WIDYASTUTI, M.Si 2006 – 2011
15 H. FATHUL HUDA 2011 – 2016


F.Demografi
1.Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin Hasil Registrasi
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
630.881 629.115 1.259.996
Sumber data : Dinas Sosial, Nakerduk & Capil Kab. Tuban

2.Kepadatan dan Sex Ratio Penduduk Menurut Kecamatan
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin Kepadatan
630.881 629.115 100,28 685
Sumber : Diolah dari Hasil Registrasi Penduduk Tahun 2010

3.Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun 2003-2010
Tahun Jumlah
2003 1.063.910
2004 1.066.960
2005 1.069.935
2006 1.073.071
2007 1.076.027
2008 1.078.641
2009 1.080.956
2010 1.111.651
Sumber : BPS Kab. Tuban

4.Penduduk Menurut Jenis Kelamin Hasil SP 2010
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
552.593 565.871 1.118.464
Sumber : BPS Kab. Tuban

5.Kepadatan dan Sex Ratio Penduduk Hasil SP 2010
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin Kepadatan
552.593 565.871 97,65 607,88
Sumber : BPS Kab. Tuban

6.Perkembangan Jumlah Penduduk (Jiwa)
Tahun
2004 2005 Perubahan %)
1.043.964 1.104.109 5,76
Sumber data : Dinas NAKERDUK dan CAPIL Kab. Tuban

7.Perkembangan Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Tahun
2004 2005 Perubahan (%)
567 583 2,82
Sumber data : Dinas NAKERDUK dan CAPIL Kab. Tuban

8.Perkembangan Keluarga Sejahtera
i.Keluarga Pra Sejahtera (KK)
Tahun
2004 2005 Perubahan (%)
175.390 175.404 0,01
Sumber data : Kantor Dinas Kesehatan dan KB Kab. Tuban

ii.Keluarga Sejahtera I (KK)
Tahun
2004 2005 Perubahan (%)
42.842 43.481 1,49
Sumber data : Kantor Dinas Kesehatan dan KB Kab. Tuban

iii.Keluarga Sejahtera II (KK)
Tahun
2004 2005 Perubahan (%)
50.106 42.773 -14,63
Sumber data : Kantor Dinas Kesehatan dan KB Kab. Tuban

iv.Keluarga Sejahtera III (KK)
Tahun
2004 2005 Perubahan (%)
37.362 38.265 2,42
Sumber data : Kantor Dinas Kesehatan dan KB Kab. Tuban

v.Keluarga Sejahtera II Plus (KK)
Tahun
2004 2005 Perubahan (%)
7.335 7.807 6,43
Sumber data : Kantor Dinas Kesehatan dan KB Kab. Tuban

G.Pemerintah Kabupaten Tuban
Wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Tuban terdiri dari : 20 Kecamatan, 311 Desa, 17 Kelurahan, 1.749 RW dan 6.757 RT.

H.Luas Daratan : 183.994,562 Ha
Terdiri dari :
1. Pemukiman : 15.817,905 Ha
2. Persawahan : 54.860,531 Ha
3. Tegal / Ladang : 62.149,470 Ha
4. Kebun Campur : 130,700 Ha
5. Hutan : 44.760,877 Ha
6. Rawa / Danau / Waduk : 388,400 Ha
7. Tambak / Kolam : 862,583 Ha
8. Padang Rumput / Tanah Kosong : 391,720 Ha
9. Tanah Tandus / Rusak / Tambang : 564,660 Ha
10. Lain-lain : 4.067,716 Ha
Tuban