Pengertian Model
Quantum Teaching Learning
Model
pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi,
sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,
strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai
macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks
dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Ciri-ciri Model Pembelajaran,
Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara
khusus diantaranya :
1. Rasional teoritik yang logis
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Teknologi baru terutama multimedia mempunyai
peranan penting dalam pembelajaran multimedia akan dapat membawa kita kepada
situasi belajar learning with effort, digantikan dengan learning with fun. Jadi
proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan menjadi
pilihan para guru/fasilitator.
Model Quantum Teaching Learning adalah salah
satu model yang mudah diterapkan dan
melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status serta melibatkan peran serta sebagai Tutor sebaya
dan mengandung unsur permainan. Model pembelajaran Quantum Teaching Learning memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan rasa tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar diri. Pendekatan yang digunakan dalam Quantum Teaching Learning adalah
pendekatan secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok kecil-kecil dalam
pembelajaran.
Quantum
Teaching Learning pertamakali dikembangkan oleh De Porter. Mulai
dipraktekkan pada tahun 1992, dengan mengilhami rumus yang terkenal dalam
fisika kuantum yaitu masa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi.
Dengan rumus itulah mendefinisikan Quantum
Teaching Learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Pembelajaran Quantum Teaching Learning
bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua
energi adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman
dan interdeterminisme. Dengan kata lain interaksi-interaksi yang dimaksud
mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat
bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Teori yang terkandung dalam Quantum
Teaching adalah Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Neuro-Linguistic
Programming, Experiential Learning, dan Elements of Effective Instruction
sehingga Quantum Teahing merangkaikan sebuah kekuatan yang memadukan
multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak yang didalamnya
meramu konsep berbagai teori yaitu: 1) teori otak kanan/kiri; 2) teori otak
triune (3 in 1); 3) pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); 4)
teori kecerdasan ganda; 5) pendidikan holistic (menyeluruh); 6) belajar
berdasarkan pengelaman; 7) belajar dengan symbol, dan 8) simulasi/permainan.
Secara umum, Quantum Teaching Learning
(Pembelajaran Quantum) mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Berpangkal pada
psikologi kognitif.
2)
Bersifat humanistik, manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi
diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat
berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua
usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi.
3) Bersifat
konstruktivistis, artinya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor
potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental)
sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan
pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh
stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik.
4) Memusatkan
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran
dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat
mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran
dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan
pembelajar.
5) Menekankan pada
pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam prosesnya
menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti:
suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang
rileks, dan lain-lain.
6) Menekankan
kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan kewajaran
menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta
tidak membosankan.
7) Menekankan
kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan kebermaknaan dan
kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi
pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai.
8) Memiliki model yang
memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana
yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan
rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang
prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan
keterampilan hidup.
9) Menyeimbangkan
keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material.
10) Menanamkan nilai
dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa
suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya.
Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan
hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai.
11) Mengutamakan
keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya
pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar.
12) Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran
dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran bias berlangsung nyaman dan
hasilnya lebih optimal.
Ø
Prinsip Dasar Yang Terdapat
Dalam Pembelajaran Quantum Teaching Learning Adalah :
1) Bawalah dunia mereka
(Siswa) ke dalam dunia kita (Guru), dan antarkan dunia kita (Guru ke dalam
dunia mereka (Siswa).
2) Proses pembelajaran
bagaikan orkestra simfoni, yang secara spesifik dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a)
Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik lingkungan kelas/sekolah
sampai bahasa tubuh guru; dari lembar kerja atau kertas kerja yang dibagikan
anak sampa rencana pelakanaan pembelajaran, semuanya mencerminkan pembelajaran.
b) Segalanya
bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan
semuanya.
c) Pengalaman
mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang baik adalah jika siswa telah
memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang akan dipelajari sebelum
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Ini diilhami bahwa otak akan
berkembang pesat jika adanya rangsangan yang kompleks selanjunya akan
menggerakkan rasa keingintahuan.
d) Akuilah setiap
usaha. Dalam proses pembelajaran siswa seharusnya dihargai dan diakui setiap
usahanya walaupun salah, karena belajar diartikan sebagai usaha yang mengandung
resiko untuk keluar dari kenyamanan untuk membongkar pengetahuan sebelumnya.
e) Jika layak
dipelajari, maka layak pula dirayakan. Segala sesuatu yang telah dipelajari
oleh siswa sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya.
3) Pembelajaran harus berdampak
bagi terbentuknya keunggulan. Ada tujuh kunci keunggulan dalam pembelajaran
Quantum Teaching Learning yaitu:
a) Terapkan hidup
dalam integritas, dalam pembelajaran sebagai bersikap apa adanya, tulus, dan
menyeluruh, sehingga akan meningkatkan motivasi belajar.
b) Akuilah kegagalan
dapat membawa kesuksesan. Jika mengalami kegagalan janganlah membuat cemas
terus menerus tetapi memberikan informasi kepada kita untuk belajar lebih
lanjut.
c) Berbicaralah
dengan niat baik. Dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan keterampilan
berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur
dan langsung. Dengan niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan
motivasi.
d) Tegaslah komitmen.
Dalam pembelajaran baik guru maupun siswa harus mengikuti visi-misi tanpa
ragu-ragu.
e) Jadilah pemilik,
mengandung arti bahwa siswa dan guru memiliki rasa tanggung jawab sehingga
terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
f) Tetaplah lentur.
Seorang guru terutama harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana
bilamana diperlukan.
g) Pertahankan
keseimbangan. Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi dan semangat
dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif
dan optimal.
Ø
Kerangka Perencanaan Pembelajaran
Quantum Teaching Learning
Kerangka perencanaan
pembelejaran Quantum Teaching Learning dikenal dengan singkatan “TANDUR”,
yaitu:
a) Tumbuhkan.
Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep
operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Dengan usaha
menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta jalinan dan
kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.
Secara umum konsep tumbuhkan adalah
sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik
atau penasaraan tentang materi yang akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat,
bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya
menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang positif,
lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas
dan memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu.
Berikut pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dipakai sebagai acuan guru: hal apa yang siswa pahami? Apa yang siswa setujui?
Apakah manfaat dan makna materi tersebut bagi siswa? Pada bagian apa siswa
tertari/bermakna?
Stategi untuk melaksanakan TUMBUHKAN
tidak harus dengan tanya jawab, menuliskan tujuan pembelajaran dipapan tulis,
melainkan dapat pula dengan penyajian gambar/media yang menarik atau lucu, isu
muthakir, atau cerita pendek tentang pengalaman seseorang.
b) Alami.
Tahap ini jika kita tulis pada rencana
pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan inti. Konsep ALAMI mengandung
pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat
terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menimbulkan hasrat alami otak
untuk menjelajah. Pertanyaan yang memandu guru pada konsep alami adalah cara
apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Permainan atau keinginan apa
yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki? Permainan dan kegiatan
apa yang memfasilitasi siswa?
Strategi konsep ALAMI dapat menggunakan
jembatan keledai, permainan atau simulasi dengan memberi tugas secara individu
atau kelompok untuk mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki.
c) Namai
Konsep ini berada pada kegiatan inti,
yang NAMAI mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak
(membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk
memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini
adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar.
Pertanyaan yang dapat memandu guru dalam memahami konsep NAMAI yaitu perbedaan
apa yang perlu dibuat dalam belajar? Apa yang harus guru tambahkan pada
pengertian siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk
siswa ketahui atau siswa gunakan?
Strategi implementasi konsep NAMAI dapat
menggunakan gambar susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis dan poster
di dinding atau yang lainnya.
d) Demonstrasikan
Tahap ini masih pada kegiatan ini. Inti
pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa
tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman
terhadap materi yang dipelajari.
Panduan guru untuk memahami tahap ini
yaitu dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan
pengetahuan yang baru? Kriteria apa yang dapat membantu guru dan siswa
mengembangkan bersama untuk menuntut peragaan kemampuan siswa.
Strategi yang dapat digunakan adalah
mempraktekkan, menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint,
menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara
harmonis, dan lain-lain.
e) Ulangi
Tahap ini jika kita tuangkan pada
rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan
untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu
ini”. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan.
Panduan guru untuk memasukan tahap ini
yaitu cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulang pelajaran ini? Dengan
cara apa setiap siswa akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang?
Strategi untuk mengimplementasikan yaitu
bias dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini merupakan
kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok
lain), atau dapat melakukan pertanyaan – pertanyaan post tes.
f) Rayakan
Tahap ini dituangkan pada penutup
pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha,
ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan
kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan menimbulkan
kegairahan siswa dalam belajar lehi lanjut.
Panduan pertanyaan dalam diri guru untuk
melaksanakan adalah untuk pelajaran ini, cara apa yang paling sesuai untuk
merayakannya? Bagaimana anda dapat mengakui setiap orang atas prestasi mereka?
Strategi yang dapat digunakan adalah
dengan pujian bernyanyi bersama, pesta kelas, memberikan reward berupa tepukan.
Ø
Keunggulan
dan Kelemahan Quantum Teaching Learning ;
* Keunggulan :
1.
Pembelajaran kuantum berpangkal pada
psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan
konsep kuantum dipakai.
2.
Pembelajaran kuantum lebih bersifat
humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.
3.
Pembelajaran kuantum lebih
konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis.
4.
Pembelajaran kuantum memusatkan
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi
makna.
5.
Pembelajaran kuantum sangat
menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
6.
Pembelajaran kuantum sangat
menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan
atau keadaan yang dibuat-buat.
7.
Pembelajaran kuantum sangat
menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
8.
Pembelajaran kuantum memiliki model
yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
9.
Pembelajaran kuantum memusatkan
perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan (dalam) hidup, dan
prestasi fisikal atau material.
10.
Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan
keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
11.
Pembelajaran kuantum mengutamakan
keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
12.
Pembelajaran kuantum mengintegrasikan
totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
Tujuh Kunci Keunggulan Quantum Teaching Learning :
·
Integritas
Bersikaplah jujur, tulus dan menyeluruh. Selaraskan denga nilai-nilai yang
ada pada diri kita.
·
Kegagalan awal kesuksesan
Pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang anda butuhkan
untuk sukses.
·
Bicaralah dengan niatan baik
Berbicaralahdengan pengertian positif dan bertanggungjawablah untuk
berkomunikasi yang jujur dan lurus.
·
Komitmen
Penuhilah janji dan kewajiban, laksanakan visi dan lakukan apa yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
·
Tanggungjawab
Bertanggungjawablah atas tindakan anda.
·
Sikap fleksibel
Bersikap terbuka terhadap perubahan baru yang dapat membantu kita
memperoleh hasil yang kita inginkan.
·
Keseimbangan
Jaga keselarasan pikiran, tubuh dan jiwa. Sisihkan waktu untuk membangun
dan memelihara ketiganya.
* Kelemahan :
a. Membutuhkan
pengalaman yang nyata.
b. Waktu
yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.
c. Kesulitan
mengidentifikasi ketrampilan siswa.